Iklan 4

Perjuangan Seorang Petani Transmigran Berhasil Budidayakan Pepaya California di Lahan Gambut

Iklan 2

TRUEBUSNEWS – Seorang petani transmigrasi yang bernama Slamet yang di anggap sudah gila oleh tetangganya, karena membuka lahan lahan gambut yang tandus dan di anggap tidak mungkin akan ada tanda-tanda kehidupan untuk dipakai lahan pertanian yang letaknya ditengah belantara Kereng Bengkirai, Kecamatan Sebangau, Kodya Palangka Raya.

Lahan gambut Kereng Bengkirai merupakan kawasan lahan gambut sangat luas dengan ketebalan yang beragam terletak pada Daerah Aliran Saluran Sungai Sebangau, namun terbengkalai setelah dibuka melalui Proyek Pengembangan Lahan Gambut (PLG) Sejuta Hektar tahun 1995-1999. Proyek yang dulu penuh liku-liku dan kecaman hingga dihentikan pada tahun 1999.

Lahan gambut yang terbengkalai ini dimata seorang Slamet menjadi tantangan sekaligus harapan untuk meraih kesejahteraan. Sebagai seorang trans dari wilayah asal Tulung Agung (Jawa Timur) pada awalnya mendapatkan lokasi di daerah Pangkoh IV (sekarang Desa Tahai) pada tahun 1980 karena merasa tidak ada harapan di lokasi Pangkoh yang juga sebetulnya termasuk lahan gambut dalam (tebal >3 m) yang kurang menjadikan –sebagian tarns direloaksi ke tempat lain, tetapi seorang Slamet mencari daerah lain dan jatuh hati akhirnya pada daerah Kereng Bengkirai.

Harga lahan gambut tersebut kemudian dibeli dari kocek sendiri sekitar 18 juta pada tahun 2000. Dari lahan gambut seluas 2 hektar tersebut sejak itu mulai dibuka dengan membuat jalan setapak dan saluran drainase terbatas dan sebuah rumah gubuk untuk istirahat.

Pada tahun 2011 mulailah oleh pak Slamat dilakukan penataan lahan dengan tenaga keluarga secara bertahap untuk mulai ditanami dengan pepaya lokal dan papaya merah delima (California ) yang diberi oleh Dinas Pertanian Kalimantan Tengah.

Pada tahun 2014 mulailah terlihat hasil dari pertumbuhan tanaman yang menunjukkan prospek. Sebagai petani maju pak Slamet juga memanfaatkan lahan gambut untuk tanaman bawang merah, cabai rawit, kelengkeng dan tanaman lain secara tumpang-sari.

Pada tanggal 9 Januari 2012, panen perdana bawang merah di lahan gambut Kereng Bengkirai dihadiri oleh Wakil Gubernur Kalimantan Tengah – Ir. Ahmad Diran dan Staf Ahli Menteri Pertanian – Ir. Mukti Sarjono, MS. dan Jajaran eselon 2 dan 3 dari Kementerian Pertanian.

Pada hari Selasa tanggal 7 Maret 2017 yang lalu Tim Gambut Balittra bersama dengan Kepala Balittra dan Ketua Program Balittra melakukan kunjungan ke lokasi lahan gambut Kereng Bengkirai. Sekarang sekitar 2 hektar lahan pak Slamet telah tertanami sekitar 3000 pohon pepaya California berumur antara 2-4 tahun.
Hasil yang diperoleh dari papaya ini berkisar 2,5-3,0 kuintal per hari dengan harga rata-rata Rp. 4 ribu/kg sehingga diperoleh hasil sekitar Rp. 1,0 juta sampai Rp. 1,2 juta. Menurut perhitungan Kepala Balittra Dr. Ir. Herman Subagio, MS. apabila dipotong dengan biaya sekitar Rp. 200 ribu, maka hasil bersih dari pepaya sekitar Rp. 1,0 juta per hari.

Pendapatan pak Slamet tidak hanya pepaya, juga cabai rawit jenis Mahameru yang sekarang ditanam disela-sela pepaya. Panen cabai sekarang 2 kuintal setiap 10 hari dengan harga Rp. 50 ribu/kg sehingga diperoleh sekitar Rp. 10 juta per 10 hari atau Rp. 1,0 juta per hari.

Selain itu masih ada 100 pohon kelengkeng. Berkat hasil dari lahan gambut ini, pak Slamet berhasil membiayai sekolah putra dan putrinya ke Universitas Palangka Raya (UPR) sebagai Sarjana Olah Raga dan Sarjana Pertanian. [kabartani]
Iklan 3