Iklan 4

Inilah Cara Mengatasi Hama Tanaman pada Daun

Iklan 2

TruebusNews - Serangan hama pada tanaman adalah masalah yang selalu dihadapi. Serangannya bahkan bisa mencapai 90% dari keseluruhan tanaman yang berada pada suatu lahan. Karena itu, pengetahuan tentang hama dan penyakit ini sangat penting artinya bagi orang-orang yang berkecimpung dibidang ini.

Serangan hama terhadap tanaman terutama disebabkan oleh hewan dari filum Arthopoda. Di antaranya golongan serangga. Jenis ini merupakan musuh utama terbesar pada tanaman buah-buahan. Hampir 75% dari jumlah binatang yang hidup berasal dari golongan ini. Dari jumlah tersebut sebagian merupakan hama pada banyak tanaman buah-buahan di Indonesia. Selain serangga, hama lainnya yang juga sangat mengganggu adalah dad filum Chordata, seperti kera, babi hutan, tikus, burung, dan kalong; Annelids, seperti nematoda, dan filum Molluscs, yakni keluarga siput.

Penyakit pada tanaman, biasanya disebabkan oleh gangguan jasad hidup yang bersifat parasit, seperti cendawan, bakteri, dan virus, atau karena gangguan fisiologis. Bila terjangkit penyakit, maka terjadi perubahan pada seluruh atau sebagian organ tanaman. Dan hal ini akan mengganggu kegiatan fisiologis sehari-hari.

Inilah cara mengatasi hama tanaman pada daun

1. Daun berlubang

Gejala Pertama :
Serangannya terjadi pada daun dan tunas muda. Bahkan daun tua, daun muda, tunas daun yang bakal muncul, tunas bunga, dan ranting-ranting muda dapat 'tersikat' habis. Pada pinggiran daun yang terserang sampai bagian tengah berlubang dan rusak. Jika tidak segera ditanggulangi, daun tanaman akan habis sama sekali. Terkadang kondisi pohon hampir 'gundul'. Akhirnya tanaman akan malas berbuah atau mati merana. Biasanya di tanah terdapat kotoran bulat berwarna hijau atau hitam. Kotoran ini bisa dilihat pada pagi hari.

Tanaman yang diserang :Alpukat, jambu air, mangga, jeruk, dan rambutan.

Penyebab :
Ulat pemakan daun dari jenis Microlepidoptera dan Rhopalocera. Misalnya ulat pagoda (Pagodiellaa hekmeyen), ulat kepala bagong (Carea angulata), ulat papilio (Papilio memnon) pemangsa daun jeruk; ulatparasa (Parasa lepida) dan ulat Dasychira inclusa menyerang daun jambu air; ulat kupu gajah (Attacus atlas) menyerang mangga dan jeruk; ulat kipat (Cricula trifenestrata) menyerang daun alpukat, jambu biji, dan mangga; ulat keket (Ploneta diducta) menyerang daun rambutan. Ulat-ulat ini umumnya menyerang pada scat kemarau, dan juga ketika tanaman sedang menumbuhkan tunasnya
.
Pengendalian :
Pemangkasan bagian tanaman yang terserang, mengurangi daun tanaman yang rimbun, dan penyemprotan insektisida yang sesuai.

Gejala Kedua : 
Umumnya terjadi pada daun-daun tua pada ranting-ranting bagian bawah, dengan meninggalkan lubanglubang bekas gerekan. Bagian tepi lubanglubang daun tersebut berwarna cokelat keabu-abuan. Apabila serangan parch, daun dapat rontok dan tanaman menjadi kerdil.

Tanaman yang diserang :Jeruk

Penyebab :
Kumbang belalai (Maleuterpes dentipes). Kumbang ini menyukai tempat-tempat yang teduh dan lembap. Populasi tertinggi umumnya terjadi pada akhir musim hujan atau awal musim kemarau. Pada slang hari, kumbang yang tergolong famili Curculionidae ini aktif di bawah pohon atau di dalam tanah, sedangkan pada sore had is aktif menggerek daun-daun tua. Selain daun, kumbang ini juga menyerang bagian tanaman lainnya, seperti akar, ranting, dan buah.

Pengendalian :
Pemusnahan bagian tanaman yang telah terserang, menjaga agar lingkungan perakaran tidak terlalu lembap, serta penggunaan insektisida yang sesuai.

2. Daun berselubung tepung putih

Gejala :
Awalnya terbentuk bercak-bercak kecil bertepung, berwarna putih atau putih kelabu. Umumnya sebagian besar berada di sisi bawah daun. Bercakbercak ini kemudian meluas, sehingga terbentuklah lapisan putih pada permukaan daun. Dalam cuaca kering daun-daun yang sakit menggulung ke atas, atau berkerut. Daun-daun tersebut dapat berubah bentuk dan warnanya. Lapisan tepung berubah warna menjadi kelabu dan akhirnya berwarna gelap. Daun lama-kelamaan kering dan rontok. Tanaman yang sakit tampak layu dan kerdil.

Tanaman yang diserang :Apel, anggur, jeruk, pepaya, rambutan, durian, dan mangga.

Penyebab :
Cendawan dari Didium spp. Tiap spesies cendawan ini memiliki jenis tanaman kesukaan yang berbeda. Misalnya, Oidium farinosum (pada daun apel), Oidium tuckeri (pada daun anggur), Oidium tingitanium (pada daun jeruk), Oidium caricae (pada daun pepaya), dan Oidium nephelii (pada daun rambutan). Oidium adalah cendawan parasit pada ' jaringan tumbuhan yang hidup. Konidiumnya dipencarkan oleh angin. Perkembangan 'penyakit tepung' ini terjadi selama periode-periode kering dengan kelembapan tinggi. Kondisi tersebut balk untuk perkecambahan konidium. Penyakit berkembang pesat apabila terjadi hari-hari kering selama musim penghujan.

Pengendalian :
Pengurangan sumber infeksi dengan membuang bagian tanaman yang terserang berat dan penyemprotan bagian-bagian yang sakit dengan fungisida yang sesuai.

3. Daun tumbuh tidak normal

Gejala Pertama :
Pada helaian daun yang terserang terjadi perubahan bentuk, mengecil, bergelombang, mengeriting, memilin, atau menggulung; umumnya menyerang daun-daun muda dan tunas. Gejala tersebut akan membekas sampai daun tumbuh dewasa. Pada tunas dan daun muda yang terserang tampak koloni kutu berwarna hitam, cokelat, hijau atau putih, tergantung spesies kutu daun yang menyerangnya. Pada permukaan daun biasanya terdapat lapisan embun madu dalam jumlah berlebihan, sehingga merangsang cendawan jelaga tumbuh di atasnya. Di samping itu, racun dari menimbulkan gejala kerdil, deformasi, dan terbentuk puru pada helaian daun.

Tanaman yang diserang : Jeruk, durian, jambu air, jambu biji, dan jambu bol.

Penyebab :
Kutu-kutu kecil dari subordo Phytophthires, famili Psyllidae, Aleyrodidae, Aphididae, dan Coccoidea. Beberapa jenis hama tersebut yang mengganggu tanaman adalah Diaphorina citri (kutu loncat jeruk), Megatrioza vitiensis (kutu pada jambu air dan jambu bol), Dialeurodes citri (lalat putih pada jeruk), Aleurocanthus woglumi (lalat putih pada jambu biji dan mangga), Aphis gossypii (kutu pada jeruk), Myzus persicae (kutu daun jeruk), dan Coccus viridis (kutu sisik pada jeruk, mangga, jambu air dan jambu biji). Kutu-kutu tersebut hidup pada tunas dan daun muda untuk mengisap cairannya. Mereka mengeluarkan embun madu yang dapat menarik perhatian cendawan dan semut. Jumlah telur mencapai ratusan.

Pengendalian :
Pemusnahan bagian tanaman yang terserang dengan cara pembakaran, pemangkasan, dan pemberian insektisida sistemik.

Gejala Kedua :
Daun muda yang terserang meninggalkan bekas seperti alur melingkar transparan atau keperak-perakan. Serangan berat terjadi pada tanaman yang sedang bertunas, mengakibatkan tunas dan daun muda berkerut, menggulung, kering, terlihat garis-garis berlekuk-lekuk putih, mudah rontok, dan tumbuh tidak normal.

Tanaman yang diserang :Jeruk.

Penyebab :
Ulat peliang daun jeruk, Phyllocnistis citrella. Kupu-kupu dewasa meletakkan telur secara terpencar di permukaan bawah daun. Telur menetas setelah 4 hari. Larva kemudian masuk ke dalam epidermis daun clan menggerek jaringan dengan meninggalkan bekas liang berkelok-kelok berwarna putih.

Pengendalian :
Pemusnahan daundaun yang terserang dengan care membakar, memangkas, atau membenamkannya dalam tanah. Juga dengan penggunaan insektisida yang sesuai.

Iklan 3