Iklan 2
TruebusNews - Jambu air yang Anda tanam di halaman rumah, sering menghasilkan buah yang tawar, sepat (kelat), atau masam. Untuk membuatnya menjadi manis, berikut beberapa kiat yang perlu Anda lakukan.
Mungkin jambu air di halaman rumah Anda itu termasuk varietas yang masam (Syzygium aqueum). Ciri varietas ini, berdaun tipis dan lebar. Bentuknya agak membulat dan pinggirannya menggelombang. Bentuk buahnya bagian ujung melebar dan langsung mengecil di bagian tengah / pangkalnya. Ciri-ciri varietas jambu air yang manis (Syzygium semarangense) adalah, daunnya kecil agak meruncing, tebal dan pinggirnya lurus. Buahnya memanjang dan kompak.
Kalau jambu air Anda termasuk varietas yang masam, sebaiknya ditebang sekitar 1,5-2 m dari tanah. Penebangan dilakukan miring dengan gergaji atau golok yang tajam. Luka bekas tebangan itu diolesi ter, TB 192, atau ditutup plastik dan diikat. Tunas-tunas yang tumbuh di sekitar bekas tebangan diseleksi, yang jelek dibuang dan disisakan 4-6 tunas yang bagus.
Setelah tunas itu tumbuh hingga cabang berukuran sebesar pensil, dilakukan okulasi, sambung pucuk atau penyusuan dengan menggunakan entres atau batang atas varietas jambu air yangmanis. Kalau Anda menyambung tunas-tunas tersebut dengan dua atau tiga macam jambu air, maka dalam satu batang tanaman akan Anda peroleh dua atau tiga macam buah yang semuanya manis. Misalnya, cincalo hijau, lilin merah, camplong, dan lain-lain.
Tanaman harus sehat
Meskipun jambu air yang Anda tanam termasuk varietas yang manis, bisa saja hasil buahnya tetap tawar, kelat, atau masam. Yang pertama-tama harus Anda perhatikan adalah: apakah tanaman Anda itu sehat? Cobalah perhatikan tanah sekitar bagian pangkal batang.
Apakah akar-akar jambu air itu menyembul keluar di permukaan tanah? Kalau ini terjadi, timbunlah bagian tersebut dengan tanah baru hingga seluruh akar yang menyembul tertutup. Bagian-bagian akar yang tersembul itu bisa menjadi luka dan terinfeksi cendawan/ bakteri, sehingga penyerapan unsur hara tidak sempurna.
Batang tanaman juga perlu diperiksa. Bisa jadi ada lubang sebesar pensil dan dari sana keluar serpihan kayu seperti serbuk gergaji. Kalau ini terjadi, koreklah dan bersihkan lubang itu, kemudian siapkan kapas, insektisida sistemik, dan pasak dari kayu atau bambu sebesar lubang tadi. Celupkan kapas kedalam insektisida dan masukkan ke dalam lubang. Dorong kapas tersebut ke dalam lubang menggunakan pasak. Pukul pasak tersebut sampai lubang benar-benar tertutup.
Lubang-lubang dalam batang ini disebabkan oleh larva kumbang penggerek batang. Larva ini akan merusak batang bagian dalam dan menyebabkan aliran hara/air dari akar ke dalam terhambat. Hal ini juga bisa mengakibatkan buah menjadi tidak manis.
Kemudian perhatikan pula daun-daun tanaman. Apakah ada yang menggulung, berlubang-lubang, atau menggelembung seperti melepuh? Ini semua akibat serangan ulat. Kalau daunnya berlubang-lubang namun tulang daun dalam lubang itu masih utuh, penyebabnya ulat pagoda. Bila daunnya menggulung, itu akibat ulah ulat penggulung. Kalau daun kelihatan melepuh maka penyebabnya adalah ulat penggerek daun. Semua hama tadi dapat ikut andil mengurangi kemanisan buah, karena proses fotosintesis tidak berjalan optimal. Hama-hama tadi dapat diberantas dengan insektisida sistemik yang disemprotkan ke daun, disiramkan ke akar, atau diinfuskan ke batang.
Pemangkasan
Pemangkasan tanaman memang tidak akan secara langsung menyebabkan buah menjadi lebih manis. Tanaman jambu air biasanya banyak menumbuhkan tunas air dan ranting-ranting kecil yang berada di dalam tajuk. Semua ini harus dipangkas dan dibersihkan. Pemangkasannya harus rapat ke permukaan batang / cabang sampai tidak bersisa. Dengan dihilangkannya tunas air dan ranting-ranting yang tidak produktif ini, suplai hara dari akar maupun karbohidrat yang dihasilkan daun dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk memproduksi buah.
Kalau tanaman tampak terlalu subur ditandai dengan rimbunnya tajuk, sebaiknya kurangi cabang-cabangnya. Pemangkasan cabang ini berguna untuk membuat bagian dalam tajuk menerima sinar matahari dan angin. Kondisi demikian akan menyebabkan populasi hama / penyakit berkurang. Bila serangan hama / penyakit berkurang, tanaman tersebut sehat sehingga dapat memproduksi karbohidrat yang ikan diubah menjadi gula buah in akhirnya buah menjadi lebih manis.
Pengairan
Bahan utama untuk memproduksi buah adalah air dan pupuk. Sering kita keliru, tidak berani memberi tanaman kita cukup air karena takut buah yang dihasilkannya menjadi tawar. Ini tidak benar. Tanaman jambu air tetap memerlukan air dalam jumlah banyak, baik di musim penghujan maupun kemarau. Dimusim penghujan, air tidak menjadi masalah bagi tanaman. Namun, di musim kemarau kita perlu melakukan pengairan secara rutin, lebih-lebih bila tanaman jambu air kita masih ‘balita’.
Pada saat sama sekali tidak ada hujan, tanaman jambu air harus diairi rutin tiap hari. Pengairannya dapat dilakukan dengan penggenangan atau penyiraman. Kalau di tempat tersebut ada air mengalir, sebaiknya tanaman jambu itu digenangi sampai tanah sebatas lingkaran tajuk basah merata. Penyiraman dapat dilakukan dengan selang plastik maupun ember.
Jika lokasi tanaman jambu air tersebut sebagian tanahnya sudah dikeraskan (disemen), Anda harus membuat cekungan atau lubang serapan untuk menampung air siraman agar tidak luber ke mana-mana. Kalau tanah di bawah tajuk ditanami rumput, lubang-lubang drainase dapat dibuat dengan menancapkan tugal atau linggis sedalam 0,5 meter dan mencabutnya lagi. Air siraman akan dapat dengan mudah terserap tanah melalui lubang-lubang itu.
Pemupukan
Kekurangan unsur hara makro nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) dapat berpengaruh langsung terhadap kemanisan buah. Unsur-unsur hara tersebut dapat dipenuhi lewat pemberian pupuk urea/ ZA (N), TSP (P), dan KC1 (K), atau bisa juga dengan pupuk lengkap NPK. Pupuk-pupuk tersebut dapat dibeli di kios penjual tanaman atau toko-toko saprotan.
Tanaman jambu air umur 5 tahun dengan diameter batang 10 cm, memerlukan paling sedikit 0,5 kg urea, 1 kg TSP, dan 0,75 kg KCl yang diberikan sekaligus setelah buah selesai dipanen. Bila terawat baik, tanaman jambu air dapat berbuah tiga kali setahun. Jadi, pupuk untuk tanaman umur 5 tahun : 1,5 kg urea, 3 kg TSP, dan 0,75 kg KCl yang diberikan tiga kali selama setahun. Dosis pupuk ini perlu ditambah sebanding dengan umur tanaman.
Pemberian pupuk dapat dilakukan dengan cara dibenamkan ke dalam tanah. Sebelum dibenamkan, pupuk dicampur dengan kompos / pupuk kandang. Pupuk kan¬dang yang diperlukan sebanyak 50 kg. Lubang untuk pupuk ini bisa dibuat melingkari tajuk selebar mata cangkul (15 cm) dengan kedalaman 30 cm. Bisa juga Anda buat lubang empat persegi berukuran 40 cm x 60 cm sedalam 40 cm, sebanyak empat buah. Jaraknya selebar tajuk mengelilingi batang tanaman. Pupuk tersebut dicampur dengan tanah galian lalu dimasukkan ke dalam lubang.
Kalau tanaman jambu air tersebut ditanam di lokasi yang sudah tertata rapi, tentu tidak mungkin melakukan pemu¬pukan dengan cara menggali lubang. Untuk itu, cara yang paling tepat adalah melarutkan pupuk tadi ke dalam air, lalu menyiramkannya bersamaan dengan waktu menyiram tanaman. Dengan cara ini tidak diperlukan pupuk kandang / kompos. Karena TSP dan KC1 atau NPK sulit larut dalam air biasa, maka pupuk-pupuk itu perlu diseduh terlebih dahulu dengan air panas. Setelah larut, barulah pupuk dicampur air dingin dan disiramkan.
Selain unsur makro, tanaman juga memerlukan unsur mikro. Biasanya unsur mikro ini sudah tersedia dalam tanah / air. Namun ada baiknya kalau Anda memberikannya, bersamaan dengan pupuk makro maupun secara terpisah. Pupuk mikro ini dijual dalam bentuk cair dengan berbagai merek. Bersamaan dengan pemberian pupuk mikro, sekaligus Anda bisa juga menambahkan zat perangsang tumbuh seperti Atonik atau Dekamon. Dosisnya sesuai petunjuk pada label.
Sinar matahari
Meskipun tanaman sehat, air dan pupuk tersedia, namun tanpa adanya sinar matahari cukup, buah jambu air tidak akan manis. Jadi perhatikanlah tanaman Anda, apakah ia menerima sinar matahari secara penuh sepanjang hari? Atau terlindung oleh bangunan dan pohon lain? Kalau terlindung oleh bangunan, rumah misal-nya, biarkanlah tanaman tumbuh meninggi. Caranya, pangkas habis cabang - cabang yang terletak di bagian bawah tajuk. Setelah tajuk tanaman itu tumbuh melampaui atap bangunan, biarkan tajuknya tumbuh melebar tanpa dipang¬kas. Dengan cara ini, tanaman akan menerima sinar matahari secara optimal.
Lain lagi bila tanaman Anda terlindung pohon lain. Anda tinggal memilih, mana yang akan dikorbankan. Apakah pohon jambu air itu, atau tanaman yang menaunginya. Bisa juga Anda biarkan dua-duanya. Risikonya, buah hanya dihasilkan oleh tajuk yang menerima sinar matahari.
Dimusim hujan, biasanya buah jambu air akan menjadi hambar. Ini bukan karena tanaman kebanyakan air, melainkan karena kurang sinar matahari. Dimusim penghujan. langit lebih sering mendung hingga fotosintesis tidak dapat berlangsung optimal. Akibatnya, buah jambu air akan terasa tawar dan tidak manis. Cara menanggulanginya, rontokkan bunga-bunga yang tumbuh pada akhir musim kemarau dan awal musim penghujan. Dengan rontoknya bunga tadi, tanaman akan mengumpulkan energi untuk berbuah yang panennya akan jatuh pada musim kemarau.
Kalau faktor-faktor tadi Anda perhatikan, dijamin jambu air Anda yang tidak manis itu bakal menjadi manis kembali. Tentunya masih diperlukan upaya pembungkusan atau pembasmian lalat buah agar jambu tersebut tidak busuk atau habis dimangsa kelelawar.