Iklan 2
TruebusNews - Pemangkasan tanaman memang telah menjadi kebiasaan rutin perkebunan buah di luar negeri, sebab mereka menyadari pentingnya pemangkasan dalam usaha budidaya intensif tanaman buah. Akan tetapi di dalam negeri, kegiatan pemangkasan masih sering dilupakan pekebun. Malahan ada yang tidak sampai hati memangkas tanaman yang pertumbuhannya sedang subur. Jika menghendaki produksi buah-buahan dengan kualitas dan kuantitas maksimal, persepsi keliru seperti itu memang perlu dihilangkan dari alam pikiran pekebun buah kita. Sebab pemangkasan dapat meningkatkan efisiensi sistem produksi dalam tanaman sehingga menghasilkan buah yang lebih baik.
Meskipun pemangkasan perlu dilakukan, namun jika pemangkasannya tanpa perencanaan matang juga akan merugikan pertumbuhan tanaman akan mungkin terhambat, sehingga lambat berproduksi. Atau, tanaman justru akan mati karena tidak dapat membentuk tunas dan daun baru untuk melakukan proses fotosintesis. Dalam tulisan ini akan diulas teknik pemangkasan pohon buah-buahan.
PEMANGKASAN PADA FASE BIBIT
Agar sosok bibit di pembibitan lebih serasi dan harmonis, perlu pula dilakukan pemangkasan bibit. Kecuali pada bibit Stump, pemangkasan pada fase ini sebenarnya lebih ditujukan untuk meminimalkan penguapan massa air dari tubuh tanaman.
Pada bibit stump biasanya sebahian akar dan mahkota daunnya dipangkas, sehingga bentuknya menjadi lebih mirip tongkat, bibit ini dibuat untuk memudahkan pengiriman dan pengangkutannya. Biasanya bagian akar tunggangnya dipangkas 2/3 bagian, dan pemangkasan batang pokok dilakukan tepat pada batas batang yang berwarna coklat dan hijau. Pada bibit bukan stump biasanya yang dipangkas hanyalah sebagian daun untuk mengurangi luas permukaan daun tanaman. Yang dipangkas umumnya daun atau pucuk yang tampak sakit. Bibit yang dipangkas batangnya biasanya akan memiliki percabangan yang lebih banyak dikemudian hari.
Demikian pila jika akar tunggangnya dipangkas, tanaman akan memiliki perakaran samping yang banyak sehingga dapat tumbuh lebih subur. Pemangkasan akar dan batang pokok hanya berlaku pada mangga, jeruk dan tanaman lain yang tahan terhadap kondisi itu. Bibit durian, ranbutan atau alpukat tidak dianjurkan, karena selain lambat memunculkan tunas baru, resilo lemariannya juga tinggi.
PEMANGKASAN PEMBENTUKAN TANAMAN
Pemangkasan ini dilakukan terhadap tanaman muda, yang bertujuan mempersiapkan tanaman agat kelak dapat berbuah maksimal. Jika tanaman tidak dibentuk, cabangnya akan terlalu rapat sehingga lingkungan mahkota daun menjadi lembab. Akibatnya tanaman enggan berbuah, malahan mudaj terserang penyakit cendawan, selain itu pemangkasan pada fase ini juga ditujukan untuk membentuk pohon agar tumbuh pendek. Mudah dirawat dan gampang dipanen buahnya. Pada tanaman durian pemangkasan ini tidak perlu dilakukan, sebab durian biasanya akan langsung membentuk cabang samping tanpa harus dipangkas terlebih dahulu.
Pemangkasan pembentukan umumnya hanya dilakukan sebanyak 2 kali, tetapi pada mangga dan jeruk kadang-kadang dilakukan sampai 3 kali. Bagi bibit bukan stump, pemangkasan pertama dilakukan setelah tanaman dilahan tumbuh setinggi 1 – 1,5 meter. Pemangkasan dilakukan pada batas batang hijau dan coklat. Tujuannya untuk merangsang pertumbuhan tunas sanping yang banyak pada bidang pangkas. Tunas-tunas yang tumbuh diseleksi dan ditinggalkan 3 tunas kekar dan sehat saja. Tunas yang dipilih juga sebaiknya tidak rapat dan tidak saling bersilangan. Tunas lemah dan tunas yang tumbuh pada batang dibawah bidang pangkas harus dibuang. Bagi bibit stump pemangkasan pertama tidak perlu dilakukan lagi, kecuali pada bidang pangkasnya hanya memunculkan satu cabang saja.
Setelah cabang mencapai panjang 1 meter, dilakukan pemangkasan kedua untuk membentuk cabang baru. Jika tanaman subur, pemangkasan kedua dapat dilakukan 3-6 bulan dari pemangkasan pertama. Tata caranya sama dengan pemangkasan pertama. Tujuannya untuk menumbuhkan percabangan sekunder agar tujuan tanaman ternemtuk seperti payung.
PEMANGKASAN PEMELIHARAAN
Setelah tajuk tanaman terbentuk, tanaman biarkan tumbuh bebas. Pemangkasan selanjutnya hanya dilakukan untuk membuang cabang-cabang liar dan cabang ranting, atau pucuk yang sakit. Yang dimaksud cabang dan tumas liar ialah cabang dan tunas yang tidak tumbuh pada tempatnya, misalnya pada batang pokok dibawab percabangan pertama, atau cabang dan tunas yang sifat tumbuhnya tegak lurus (tunas air). Tunas-tunas liar itu memang harus dibuang karena sama sekali tidak berguna, bahkan dapat menghabiskan zat-zat hara yang diperlukan cabang lain.
Pemangkasan pemeliharaan dapat dilakukan setiap saat, dengan melihat kondisi percabangan. Pemangkasan ini bahkan telah dapat dilakukan sejak tanaman masih di pembibitan, yakni dengan membuang pucuk-pucuk yang sakit, atau tunas yang tumbuh dunawah bidang okulasi atau bidang sambungan.
PEMANGKASAN PEMBUANGAN
Pada pohon buah-buahan seperti pohon durian atau mangga, pemangkasan ini hanya dilakukan jika pohon terlalu rimbun. Tanaman yang rimbun memiliki C/N ratio rendah dan biasanya enggan memunculkan tunas generatif. Pemangkasan tidak hanya dilakukan terhadap cabang tetapi juga terhadap daun-daun tua.
Cabang yang dipangkas adalah cabang lemah yang ada di bagian dalam lingkungan mahkota daun, karena cabang yang demikian priduktifitasnya rendah. Dengan membuang cabang tersebut, hasil fotosintesis daoat digunakan dapat digunakan secara malsimal oleh cabang lain sehingga akan tersipta keseimbangan C/N ratio, bahkan C/N rationya akan tinggi. Dengan demilian maka ranaman akan berbunga dan berbuah maksimal.
Pemangkasan pemeliharaan dan pemangkasan pembuangan sebaiknya dilakukan pada musim hujan atau pada awal musim kemarau. Pada saat itu biasanya tunas negarif akan banyak bermunculan. Jika tidak dipangkas, tunas-tunas ini hanya akan menguras bahan makanan untuk pertumbuhan yang sia-sia, Padahal makanan tersebut dapat disuplai ke cabang lain yang lebih bermanfaat.